Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP), Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berhasil meraih pendanaan hibah Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. PPK Ormawa merupakan serangkaian proses pembinaan ormawa oleh PT yang diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

Pada tahun ini, BEM FKIP berhasil meraih hibah tersebut dengan subproposal yang diajukan berjudul “Pengembangan Klinik Literasi Desa Argosari Komdasif.co Untuk Mewujudkan Masyarakat Inklusif yang Mandiri Unggul dan Sejahtera”. Gagasan ide ini dikembangkan dari analisis situasi yang ada di Desa Argosari agar mampu menerima berbagai keberagaman dan keberbedaan serta mengakomodasi seluruh masyarakat di desa tersebut tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, dan latar belakang yang berbeda. Melalui salah satu skema di PPK Ormawa yaitu Desa Cerdas, BEM FKIP bersama Dosen Pembimbing menyusun subproposal untuk dapat mengembangkan 5 klinik literasi Komdasif.co di Desa Argosari agar dapat mengakomodasi masyarakat inklusif disana dan meningkatkan perkonomian melalui pendekatan 6 kegiatan literasi yaitu literasi baca tulis, literasi sains, literasi budaya dan kewarganegaraan, literasi finansial, literasi digital, dan literasi numerasi.

Untuk menambah pemahaman dan pengetahuan tentang inklusifivitas, BEM FKIP yang diwakili oleh Dosen Pembimbing, Nafida Hetty Marhaeni, M.Pd. dan salah satu anggota pelaksana Margaret V Chelly Weroh dari Prodi Pendidikan Matematika mengikuti kegiatan rutin tentang inklusifitas yaitu Temu Inklusi #5 pada 31 Juli hingga 02 Agustus 2023 kemarin di Situbondo, Jawa Timur.

Temu inklusi merupakan ruang untuk saling bersilaturahmi dan berbagi gagasan. Kegiatan pembukaan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafii’yah, Sukerejo Jawa Timur ini berlangsung lancar dan dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Program-program yang ada dikegiatan ini sangat beragam dan menarik diantaranya live in, sarasehan, seminar nasional, refleksi Gerakan difabel, diskusi tematik, pameran dan bazar, malam seni dan budaya, permainan inklusi , senam inklusi, dan wisata religi.

“Pengalaman pertama bagi saya mengikuti temu inklusi ini. Benar kata Marlutfi Yoandinas bahwa inklusi itu memberi kepastian, bukan hanya perhatian. Melalui temu inklusi ini, saya memperoleh pengalaman langsung live in dengan penyandang disabilitas dan harus bisa berinteraksi dengan benar, mengikuti serangkaian kegiatan seminar dan diksusi tematik yang beragam. Pembukaan di Pondok Pesantren besar di Jawa Timur dengan ribuan santri yang mendukung megahnya acara tersebut,” ungkap Nafida.

Hal ini senada disampaikan oleh perwakilan tim pelaksana PPK Ormawa, Margaret. “Keikutsertaan kami dalam acara temu inklusi ini menambah wawasan tentang inklusi dan mitra-mitra yang dapat menjadi Kerjasama untuk kesuksesan pelaksanaan PPK Ormawa karena mengangkat tema masyarakat inklusi, diantaranya Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia, YAKKUM (Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum), dan PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga),” ujarnya.